aksi naruto

WALLHACK

Street Text

Wednesday, November 30, 2011

MY VIDEO , AMAZING.............!

BUKU GERBANG DUNIA

Ternyata gak salah kalau orang bijak mengatakan " BUKU GERBANG DUNIA". Karena dari buku kita dapat tahu banyak hal tentang dunia yang kita cintai ini. Oleh karena itu mari kita tingkatkan kegiatan membaca , seperti yang dilakukan nak XI IPA 2
ini satu lagi gambarnya , yar lebih jelas
sekilas gambar 1 dan 2 tampak biasa saja. Tapi lihat kembali, tmpak bahwa bebrapa menit kemudian setalh gmbar 1 diambil , para siswa membuka mulutnya bersama-sama , hheehehhehe
tampak kekompkannya , cieeeeeeeeeeeee...................................
serius x bacanya ya ,,,
ehemm..........ehemmm.........
dah dlu ya intip-intipnya ,,,, demikianlah kegiatan membaca XI IPA 2 yang telah lewat waktunya

OLAHRAGA , bina jasmani dan rohani

Ternyata olahraga tidak hanya dapat mengolah jasmani namun dapt juga mengolah rohani kita . Setelah jenuh dengan pelajaran yang menghitung, merumuskan, melambangkan, menuaikan ada baiknya kita melakukan olahraga. OLahraga dapat menghilangkan kejenuhan setelah belajar . MARI kita intip apa yang dilakukan nak IPA 2 ketika olahraga
ya , mereka melakukan permainan sepakbola. INI adalah tim U-17 yang berlaga saat itu
hehehe :)

inilah aksi mereka saat laga berlangsung. ampe buka baju karena seriusnya maen . :)
setelah pertandingan uai,,, mereka istirahat smabil berfoto sama fans berat mereka

setelah itu, mereka akan berlaga lagi di musim tahun yang akan datang .
BY U-17 SMA N 1 SIBOLGA

Acara Hari Guru


Tanggal 25 November yang lalu,SMAN 1 Sibolga mengadakan perayaan Hari Guru dan HUT PGRI secara sederhana.
Acaranya dimulai dengan upacara bendera,pelepasan balon dan pemberian hadiah untuk guru'' yg sudah menang lomba main bola volly
Nah,
Saya akan menjelaskan secara singkat acara yg terjadi pada tanggal 25 November 2011
Acara dimulai dengan upacara bendera yg diikuti semua murid dan para guru,

Setelah upacara bendera,para murid dan anggota paduan suara pun bubar,,



Setelah bubar,para murid pun menyalami dan mengucapkan selamat hari guru kepada guru-guru yg telah berjejer,,





Selagi murid saling bersalaman dengan para guru,anggota osis pun menyiapkan balon'' yang akan dilepaskan...

Setelah itu, acara pelepasan balon yang melambangkan bahwa jasa guru batapa besarnya sehingga manusia dapat terbang tinggi






dan acara pelepasan pun dilakukannnnnnnnn.......................




Nah,,
Stelah itu,diadakan acaraa pemberian kado untuk guru'' yang udah menang lomba bola volly,
Mau tau selanjutnya,klik DISINI




inilah acara HARI GURU yang dilaksanakan di SMA N 1 SIBOLGA , walaupun dilihat hanya beberapa acara namun kami merasakan betapa besarnya arti kebersamaan itu apalagi dengan seorang pahlawan yang dapat menyentuh pinggiran masa depan kami

LOTUP SMANSA SIB

LOTUP adalah suatu perlombaan tata upacara. Hal ini baru saja di selenggarakan di KOTA SIBOLGA. Mari kita intip LOTUP SMANSA SIB yang lalu.


tampak pada gambar di atas protokol sedang membacakan tata acara upacara saat itu


inilah pengibaran bendera yang dilakukan oleh PASKIBRA SMANSA
dan inilah Pelaksana UPACARA dan Group Paduan Suara SMANSA
Dan gambaran diatas hanyalah sebahagian dokumentasi , betapa sayangnya kalau hal itu di lewatkan :)

Dapur Masak Bersama XI IPA 2

Bakso

    Bakso merupakan salah satu makana favorite masyarakat Indonesia dan salah satu makanan budaya Indonesia.Bakso terdiri dari beberapa macam, yaitu bakso ikan, bakso sapi, bakso kerbau . Yang membedakan hanyalah daging yang digunakan dan beberapa bahan tambahan sesuai selera. Untuk itu mari kita bersama-sama melihat DAPUR XI IPA 2 untuk mengetahui cara memasak masakan tersebut.

A. BAKSO SAPI

Bakso:
250 gram daging sapi, giling sampai halus sekali
125 gram tepung kanji
25 cc air
1/2 sendok makan garam
2 siung bawang putih, haluskan
1/4 sendok teh merica bubuk
Kuah ayam:
750 cc kaldu ayam
1/2 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh garam
1 batang daun bawang, iris tipis
Cara membuat Bakso Daging Sapi:
1. Campur daging sapi giling dengan tepung kanji, garam, bawang putih, dan merica bubuk, uleni sambil ditambah air sedikit-sedikit sampai adonan licin.
2. Didihkan air yang agak banyak, lalu kecilkan api sampai air tidak bergolak lagi.
3. Kepal adonan hingga keluar dari genggaman, sendoki dan masukkan ke dalam air mendidih tadi,
4. Rebus kira-kira 10 menit, jaga air jangan sampai bergolak agar bakso tidak pecah.
5. Kuah ayam: didihkan kaldu ayam, masukkan merica bubuk dan garam, aduk rata, lalu masukkan bakso, didihkan kembali, angkat dari api, taburi dengan daun bawang.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
D
I

S
U
S
U
N

OLEH :

M. ALI HUSEIN HB / LIAN ABDIANSYAH TANJUNG
XI IPA 2

SMA N 1 SIBOLGA
T.A 2011-2012 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan “ ini .
Penulis juga mEngucapkan terima kasih kepada teman-teman , guru, ataupun orang lain yang telah membantu memberikan saran, ide, pikiran kepada penulis tentang makalah ini .
Demikianlah kata pengantar ini penulis buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca ataupun orang lain.
                                                                                                                                   


                                                                                                                                   

BAB I Pendahuluan
1.1      Latar Belakang
             Hal yang melatarbelakangi penulisan Makalah ini ialah :
·         Pemenuhan tugas sekolah
·         Pemakalahan Perkembangan Islam Abad Pertengahan
·         Pemahaman tentang Perkembangan Islam Abad Pertengahan
1.2      Tujuan
             Makalah ini dibuat penulis dengan tujuan antara lain :
·         Agar pembaca dapat mengetahui Perkembangan Islam Periode Pertenghan
·         Sebagai bahan bacaan yang dapat bermanfaat bagi Siswa/i
·         Pemenuhan tugas sekolah






BAB II PEMBAHASAN
A.             Sekilas tentang Dunia Islam Abad Pertengahan
Pada tahun132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan menandai berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu-satunya keturunan bani Umayah yang berhasil melarikan diri ke Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa tersebut. Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam juga menyebar ke Eropa. Yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut.
1. Jalan barat, yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan Pirenia yang akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel martel di kota poitiers (732 M). Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah memipmpin di semenanjung Iberia yang dikenal dengan bani Umayah II (711 M-1492 M) dengan ibukotanya Cordoba.
2. Jalan tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung Apenina. Islam dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali oelh bangsa Nordia pada abad ke-11
3. Jalan timur, dimana pada tahun 1453, turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah belakang yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari Byzantium, tentara turki usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria. Setelah itu, tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung Balkan dan menguasai daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi, kota konstantinopel masih tetap dikuasai dinasty Umayyah dan berubah menjadi Istanbul



A.1  Kerajaan Ottoman di Turki

Kerajaan Ottoman adalah titik awal yang jelas, sebab semenjak pendudukannya terhadap Eropa Tenggara, kerajaan Ottoman menjadi pengulangan kolonialisme Islam yang agresif. Ottoman atau keluarga Bani Osmani ini adalah bagian kecil dari keseluruhan suku-suku bangsa Turki yang dikenal sebagai bangsa Turki yang masuk ke Anatolia atau Asia Kecil semenjak abad ke sebelas yang lalu. Bangsa ottoman adalah pemimpin-pemimpin yang terus-menerus berjuang menentang Byzantine, terutama setelah mereka bergerak ke Anatolia barat laut di abad ketiga belas. Pengikut-pengikutnya mendapatkan reputasi sebagai ghazi atau prajurit yang berjuang memerangi umat Kristen karena Iman, dan sebagai akibatnya adalah suksesinya yang sekarang dikenal sebagai dinasti Ottoman, yang menampung kerajaan-kerajaan kecil bangsa Turki yang lain. Pada tahun 1357 mereka menyeberangi Dardenalles menuju ke semenanjung Gallipoli dan sebelum akhir abad empat belas telah menduduki beberapa propinsi di kerajaan Byzantine, termasuk Yunani dan Bulgaria. Konstantinople sendiri akhirnya jatuh pada tahun 1453.
Awal abad ke enam belas adalah periode derasnya ekspansi Ottoman lebih lanjut. Pada tahun 1517 Syria dan Mesir diduduki dari raja-raja Mamluknya, walaupun sesudah kemenangan pada tahun 1526 sebagian besar wilayah Hongaria berada di bawah kekuasaan Ottoman dan pada tahun 1529 tentara Ottoman mengepung Vienna sekalipun tidak berhasil merebut wilayah tersebut. Semenjak tahun 1534 bangsa Ottoman mempunyai angkatan laut yang handal di Lautan Tengah dan melaksanakan tugasnya dalam perang dengan Spanyol dan kekuasaan kekuasaan Eropa yang lain. Algeria segera mereka kuasai dan akhirnya menambahkan Tunisia sebagai wilayah kerajaan Ottoman. Ottoman juga melanjutkan ekspansinya menuju ke bagian tenggara, menduduki Iraq dan bagian-bagian wilayah Arabia dan mempertahankan armadanya di Samudera Hindia.
Elite Ottoman melihat peristiwa ini sebagai ekspansi Islam yang berlangsung terus-menerus sampai meliputi seluruh dunia dan perencanaan administrasi negara Kerajaan dirancang untuk mempromosikan ekspansi lebih lanjut. Bagi bangsa Eropa Barat, kemajuan Ottoman merupakan agresi Islam. Dengan agresi Islam ini menegaskan bahwa Islam adalah agama kekejaman dan agama pedang, yang menakutkan. Maka tidak mengherankan kalau pada tahun 1542, Dewan Kota Praja Basel di Switzerland membekukan sebuah penerbit karena mencoba menerbitkan terjemahan Al Qur'an yang digarap oleh Robert dari Ketton. Dewan Kota Praja ini mempertengkarkan kalau "dongeng dan bid'ah yang dibuat-buat" dalam Al Qur'an itu mengganggu umat Kristen. Namun demikian, sang pembaharu besar -- Martin Luther mendesak bahwa penerbitan itu akan lebih berbahaya ketimbang menguntungkan umat Islam dan terlebih dahulu harus dihilangkan pada tahun 1543 bersamaan dengan bahan-bahan ilmiah tentang Islam yang lain.
Selama satu setengah abad kerajaan Ottoman masih tetap kuat, namun di perempat akhir abad ke tujuh belas, mulailah timbul tanda-tanda kelemahannya. Pengepungan atas Vienna di tahun 1683 lagi-lagi mengalami kegagalan dan kerajaan Ottoman kini menghadapi Persekutuan Suci dari Austria, Polandia, Vennice dan Paus, begitu pula bangsa Rusia. Semenjak tahun 1699 mereka telah banyak menderita kekalahan dan dalam perjanjian damai Karlovitz, Ottoman harus menyetujui penyerahan wilayah-wilayahnya kepada Austria, Vennice dan Polandia. Sungguhpun demikian, mereka tetap mempertahankan Eropa bagian tenggara, termasuk pantai barat dan utara Laut Hitam. Namun pada abad sembilan belas, Kerajaan Ottoman kembali kehilangan sebagian besar wilayahnya yang dimulai dengan kemerdekaan Yunani pada tahun 1829 dan pendudukan Perancis atas Algeria pada tahn 1830. Oleh karena kekuatan-kekuatan bangsa Eropa inilah kerajaan Ottoman menjadi
"the sick man of Europa" Orang Eropa yang sakit dan hanya persaingan mereka inilah yang mencegah terjadinya perpecahan-perpecahan yang dahulunya pernah terjadi. Setelah kekalahannya dalam perang Balkan di tahun 1912-1913, semua wilayah ini masih tetap berada di bawah Kerajaan Ottoman, dengan wilayah Eropanya adalah kawasan di sekitar Istanbul meluas sampai ke sebelah utara Edirne (Adrianople) dan ke barat sampai ke Gallipoli. Pada tahun 1922 bangsa Turki di bawah kekuasaan Mustafa Kemal menghapus nama Kerajaan Ottoman dan diganti dengan bentuk Republik Turki. Wilayah-wilayah propinsi Asia dan Afrika dahulu telah hilang kecuali Anatolia yang masih berada di wilayah Republik Turki ini.
Mesir agaknya merupakan kasus khusus. Muhammad Ali, opsir Ottoman keturunan Albania, yang datang ke Mesir dengan tentaranya yang mengusir Perancis. Muhammad Ali sejak tahun 1805 mengangkat dirinya sebagai pimpinan negara Mesir dan dikenal oleh penguasa-penguasa Ottoman di Istanbul sebagai Pasha atau gubernur dan jabatan pasha ini diberikan oleh nenek moyang leluhurnya secara turun-temurun. Modernisasinya di bidang militer menjadikannya mampu merebut Sudan dan bahkan Syria dalam sesaat, dan secara umum mulai memperkenalkan pendidikan model Eropa bagi bangsa Mesir. Semenjak tahun 1882, para pengganti Muhammad Ali ini dengan amat berat berhutang kepada kekuatan-kekuatan bangsa Eropa sebagai hasil kemajuan militer dan menghabiskan dana yang begitu besar, serta keuangan negara berada di bawah kontrol Eropa. Ketika terjadi revolusi militer yang akan membahayakan stabilitas keamanan negara, Inggris ikut campur tangan atas separuh kreditor bangsa Eropa dan semenjak saat itulah sampai tahun 1922 Residen Inggris adalah penguasa Mesir yang sebenamya, sekalipun secara nominal masih merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Ottoman dengan keturunan Muhammad Ali sebagai Khedive atau kepala negara. Pada tahun 1922 Mesir menjadi negeri yang merdeka secara formal dengan rajanya adalah Fu'ad I.




A.2 Kerajaan Mogul di India
           
Peta Sejarah Kerajaan Mughal
Sekilas Wajah Peradaban Islam di India Kemunduran kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, tidak memungkinkan Islam menaklukkan seluruh daratan Asia, khususnya China dan Mongolia. Sebaliknya, dengan kegagahan yang mengalir dalam darah Mongol mampu meluluhlantakkan Baghdad. Ternyata, dengan penyerangan inilah, Islam masuk ke jiwa-jiwa pemberani tersebut. Banyak pembesar kerajaan Mongol yang memeluk agama Islam. Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan. Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur, pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan. Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi. Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan (1627-1658 M) . Masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan. Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb, Jahangir. Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan.
Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan. Meski pemberontakan bisa dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian Aurangzeb, banyak propinsi yang memisahkan diri. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Penguasa setelahnya antara lain: Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah 1713, Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759, Syah Alam 1806, Akbar II dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.
Peradaban Kemaharajaan Mughal Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya. Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar. Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di bidang seni, Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.
Taj Mahal - salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India
Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India. Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal Salah satu Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya. Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh: Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab, substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja dalam konteks politik. Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada 1600 M. dan mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada 1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.
A.3 Kerajaan Safawi di Persia
         
Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di Persia masih baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Nama Safawi ini terus di pertahankan sampai tarekat Safawiyah menjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani (Yatim, 1998:138).
Kerajaan Safawi mempunyai perbedaan dari dua kerajaan besar Islam lainnya seperti kerajaan Turki Usmani dan Mughal. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai madzhab negara. Oleh karena itu, kerajaan Safawi dianggap sebagai peletak dasar pertama terbentuknya negara Iran dewasa ini .



Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah Ardabil kota Azerbaijan (Holt dkk, 1970:394). Tarekat ini bernama Safawiyah sesuai dengan nama pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam “Musa al-Kazim”. Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah (Hamka, 1981:79). Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.Dalam perkembangannya Bangsa Safawi (tarekat Safawiyah) sangat fanatik terhadap ajaran-ajarannya. Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan mereka untuk berkuasa karena dengan berkuasa mereka dapat menjalankan ajaran agama yang telah mereka yakini (ajaran Syi'ah). Karena itu, lama kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syiah.
Bermula dari prajurit akhirnya mereka memasuki Dunia perpolitikan pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas geraknya dengan menumbuhkan kegiatan politik di dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik dengan penguasa Kara Koyunlu (domba hitam), salah satu suku bangsa Turki, yang akhirnya menyebabkan kelompok Juneid kalah dan diasingkan kesuatu tempat. Di tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Bakr, AKKoyunlu, juga suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia (Holt, 1970:396).
Tahun 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil tapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam pertempuran tersebut (Brockelman, 1974:494). Penggantinya diserahkan kepada anaknya Haidar secara resmi pada tahun 1470 M, lalu Haidar kawin dengan seorang cucu Uzun Hasan dan lahirlah Isma'il yang kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia dan mengatakan bahwa Syi'ahlah yang resmi dijadikan mazdhab kerajaan ini. Kerajaan inilah yang dianggap sebagai peletak batu pertama negara Iran (Yatim, 2003:139-140).
Gerakan Militer Safawi yang dipimpin oleh Haidar di pandang sebagai rival politik oleh AK Koyunlu setelah ia menang dari Kara Koyunlu (1476 M). Karena itu, ketika Safawi menyerang wilayah Sircassia dan pasukan Sirwan, AK Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan ia terbunuh (Holt, 1970:396). Ali, putera dan pengganti Haidar, didesak bala tentaranya untuk menuntut balas atas kematian ayahnya, terutama terhadap AK Koyunlu. Akan tetapi Ya'kub pemimpin AK Koyunlu menangkap dan memenjarakan Ali bersama saudaranya, Ibrahim, Ismail dan ibunya di Fars (1489-1493 M). Mereka dibebaskan oleh Rustam, putera mahkota AK Koyunlu dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya. Setelah dapat dikalahkan, Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Namun, tidak lama kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara dan Ali terbunuh (1494 M) (Holt, 1970:397).
Periode selanjutnya, kepemimpinan gerakan Safawi di serahkan pada Ismail. Selama 5 tahun, Ismail beserta pasukannya bermarkas di Gilan untuk menyiapkan pasukan dan kekuatan. Pasukan yang di persiapkan itu diberi nama Qizilbash (baret merah). Pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash dibawah pimpinan Ismail menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu (domba putih) di sharur dekat Nakh Chivan. Qizilbash terus berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, yakni ibu kota AK Koyunlu dan akhirnya berhasil dan mendudukinya. Di kota Tabriz Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama Dinasti Safawi. Ia disebut juga Ismail I (Brockelmann, 1974:398). Ismail I berkuasa kurang lebih 23 tahun antara 1501-1524 M. Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, Buktinya ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1504 M), Diyar Bakr (1505-1507 M) Baghdad dan daerah Barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M) dan Khurasan. Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) .
Bahkan tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya untuk terus mengembangkan wilayah kekuasaan ke daerah-daerah lainnya seperti Turki Usmani. Ismail berusaha merebut dan mengadakan ekspansi ke wilayah kerajaan Usmani (1514 M), tetapi dalam peperangan ini Ismail I mengalami kekalahan malah Turki Usmani yang di pimpin oleh sultan Salim dapat menduduki Tabriz. Kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke Turki karena terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya (Hassan, 1989:337).
Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri Ismail. Akibatnya dia berubah, dia lebih senang menyendiri, menempuh kehidupan hura-hura dan berburu. Keadaan itu berdampak negatif bagi kerajaan Safawi dan pada akhirnya terjadi persaingan dalam merebut pengaruh untuk dapat memimpin kerajaan Safawi antara pimpinan sukusuku Turki, pejabat keturunan Persia dan Qizibash (Yatim, 2003:142).
Rasa pemusuhan dengan Kerajaan Usmani terus berlangsung sepeninggal Ismail I, peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali pada masa pemerintahan Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577-1567M). Pada masa tiga raja tersebut kerajaan Safawi mengalami kelemahan. Hal ini di karenakan sering terjadinya peperangan melawan kerajaan Usmani yang lebih kuat, juga sering terjadi pertentangan antara kelompok dari dalam kerajaan Safawi sendiri.
 
Berikut urutan penguasa kerajaan Safawi :
1. Isma'il I (1501-1524 M)
2. Tahmasp I (1524-1576 M)
3. Isma'il II (1576-1577 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5. Abbas I (1587-1628 M)
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Husein I (1694-1722 M)
10. Tahmasp II (1722-1732 M)
11. Abbas III (1732-1736 M)
 
 B. Masa Kejayaan Kerajaan Safawi
Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah:
 
1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia.
 
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam khutbahkhutbah Jum'at. Sebagai jaminan atas syarat itu, Abbas menyerahkan saudara sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul (Borckelmann, 1974:503).
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang pernah direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan usmani.
Kemajuan yang di capai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik, melainkan bidang lainnya juga mangalami kemajuan. Kemajuan-kemajaun itu antara lain :
 
1. Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Di samping sector perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengatahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sejumlah ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu Baha al-Dina al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan Muhammad al-Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah pernah mengadakan observasi tentang kehidupan lebah (Brockelmann, 1974:503-504).
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Unsur lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, permadani dan benda seni lainnya.
 
C. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Sepeninggal Abbas I, Kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694- 1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Di lain sisi dia juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan mundurnya kemajuankemajuan yang telah diperoleh dalam pemerintahan sebelumnya (Abbas I).
Kota Qandahar lepas dari kekuasaan kerajaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang ketika itu diperintah oleh Sultan Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan Usmani. Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah. Ia diganti oleh Shah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi'ah yang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan Sunni Afghanistan, sehinggamereka berontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti Safawi (Hamka, 1981:71).Pemberontakan bangsa Afghan tersebut terjadi pertama kali tahun 1709 M di bawah pimpinan Mir Vays yang berhasil merebut wilayah Qandahar. Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afghanistan berhasil menduduki Mashad. Mir Vays diganti oleh Mir Mahmud dan ia dapat mempersatukan pasukannya dengan pasukan Ardabil, sehingga ia mampu merebut negeri-negeri Afghan dari kekuasaan Safawi. Karena desakan dan ancaman Mir Mahmud, Shah Husein akhirnya mengakui kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya menjadi gebernur di Qandahar dengan gelar Husei Quli Khan (budak Husein). Dengan pengakuai ini, Mir Mahmud makin leluasa bergerak sehingga tahun 1721 M, ia merebut Kirman dan tak lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Shah Husein menyerah tanpa syarat. Pada tanggal 12 Oktober 1722 M Shah Husein menyerah dan 25 Oktober Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan (Holt, 1970:426).
Salah seorang putera Husein, bernama Tahmasp II, mendapat dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah dan berkuasa atas Persia dengan pusat kekuasaannya di kota Astarabad. Tahun 1726 M, Tahmasp II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan itu. Dengan demikian Dinasti Safawi kembali berkuasa. Namun, pada bulan Agustus 1732 M, Tahmasp II di pecat oleh Nadir Khan dan di gantikan oleh Abbas III (anak Tahmasp II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu, tepatnya tanggal 8 Maret 1736, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Dinasti Safawi di Persia (Holt, 1970:428-429).
Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi adalah:
 
1. Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Berdirinya kerajaan Safawi yang bermadzhab Syi'ah merupakan ancaman bagi kerajaan Usmani, sehingga tidak pernah ada perdamaian antara dua kerajaan besar ini.
 
2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini. Raja Sulaiman yang pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun ssmenyempatkan diri menangani pemerintahan, begitu pula dengan sultan Husein.
 
3. Pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi seperti semangat Qizilbash . Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental karena tidak dipersiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemerosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan kerajaan Safawi.
 
4. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.

 Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putranya. Hal ini yang menyebabkan Kerajaan Turki Usman mulai mundur. Akan tetapi, meskipun terus mengalami kemunduran, kemunduran ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer. Kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah itu.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi Kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan. Bidang-bidang itu adalah militer, pemerintahan, ilmu pengetahuan, budaya, dan agama.
1.Bidang Militer
Untuk pertama kali, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa. Ketika itu, pasukan tempur Kerajaan Turki Usmani sudah terorganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik, dan strategi tempur militer Kerajaan Turki Usmani berlangsung tanpa halangan berarti. Namun, tidak lama setelah kemenangan tercapai, kekuatan militer ini melemah. Kesadaran prajuritnya menurun. Mereka merasa dirinya sebagai pemimpin-pemimpin yang berhak menerima gaji. Akan tetapi, keadaan tersebut segera dapat diatasi oleh Orkhan dengan jalan mengadakan perombakan besar-besaran dalam tubuh militer.
Pembaruan yang dilakukan Orkhan tidak hanya memindahkan pimpinan-pimpinan militer, tetapi juga merombak prajurit-prajuritnya dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non Turki dimasukkan sebagai anggota. Bahkan, anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini berhasil membentuk pasukan barn yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang membuat Kerajaan Turki Usmani memiliki mesin perang yang sangat kuat dan memberikan dorongan yang sangat besar dalam penaklukan negeri-negeri non muslim.
Di samping Jenissari, ada lagi prajurit dari tentara kaum feodal yang dikirim kepada pemerintah pusat. Pasukan ini disebut tentara atau kelompok militer Taujiah. Angkatan Taut juga dibenahi karena mempunyai peranan yang besar dalam ekspansi Kerajaan Turki Usmani. Kekuatan militer kerajaan yang tangguh itu membuat Kerajaan Turki Usmani dengan cepat mampu menguasai wilayah yang sangat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini ialah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan. Tabiat ini merupakan tabiat alami yang mereka warisi dari nenek moyang mereka di Asia Tengah.
2.Bidang Pemerintahan
Keberhasilan ekspansi Kerajaan Turki Usmani dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan merupakan penguasa tertinggi. Ia dibantu oleh Sadr 01-Azam (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang az-zanariq atau al-`alawiyah (bupati).
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, Sultan Sulaiman I menyusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur yang menjadi dasar hukum di Kerajaan Turki Usmani hingga datangnya reformasi pada abad ke-19. Berkat jasanya tersebut, Sultan Sulaiman I mendapat gelar al-Qanuni.
3.Bidang Budaya
Kebudayaan di wilayah Turki Usmani merupakan perpaduan berbaga: macam kebudayaan, di antaranya kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium. Ajaran-ajaran prinsip¬prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan, keilmuan, dan huruf mereka terima dari bangsa Arab. Orang-orang Turki Usmani memang dikena, sebagai bangsa yang suka dan mudah berasimilasi dengna bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan. Bagaimana pun, sebelumnya mereka adalah orang nomad yang hidup di wilayah Asia Tengah.
4.Bidang Ilmu Pengetahuan
Sebagai bangsa yang berdarah militer, Kerajaan Turki Usamani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran. Dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka tidak begitu menonjol. Oleh karena itu, dalam khazanah intelektual Islam, kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Kerajaan Turki Usmani. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan¬bangunan masjid yang indah, seperti Masjid al-Muhammadi atau Masjid Jami Sultan Muhammad al-fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abu Ayyub al-Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang berasal dari sebuah gerak bernama Aya Sofia. Hiasan, kaligrafi itu, menjadi penutup gambar-gambar Kristiani yang ada sebelumnya.
Sulaiman al-Qanuni juga membangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, vila dan pemandian umum di berbagai kota. Menurut sebuah sumber 235 buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinasi Sinan, seorang arsitek dari Anatolia.
C.          Perkembangan Ilmu Pengertahuan Abad Pertengahan
          Pada abad pertengahan di beberapa wilayah kekuasaan Islam, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan walaupun tidak lebih maju daripada masa jayanya Daulah Abbasiyah dan tidak mampu menyaingi kemajuan bangsa Eropa.
Di India pada masa pemerintahan kerajaan Mogul telah dibangun sekolah sekolah yang di dalamnya diajarkan ilmu pengetahuan umum, seperti logika, filsafat, geometri, geografi, sejarah, politik, dan matematika. Tatkala Sultan Syah Jehan dan Aurangzeb memerintah telah dibangun sekolah-sekolah tinggi, selain pusat pengajaran di Sueknon. Selain itu, pada tahun 1641 M perpustakaan di Agra telah memiliki 24.000 judul buku dalam berbagai disiplin ilmu.
Di Mesir tatkala diperintah oleh Dinasti Mamluk (1250-1517 M) telah muncul para cendekiawan muslim seperti:
1.Ibnu Abi Usaibiah penulis buku “Uyun Al Anba fi Tabaqat Al Atibba” (penyampai informasi dalam tingkatan para dokter).
2.Abu Al Fida, Ibnu Tagri Badri Atabaki, dan Al Maqrizi, terkenal sebagai penulis sejarah kedokteran.
3.Abu Hasan Ali Nafis (wafat 1288 M) kepala rumah sakit Kairo yang menemukan susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, tiga abad lebih dulu dari Servetus (orang Portugis).
4.Nasiruddin At-Tusi (1201-1274 M) seorang ahli observatorium dan Abu Faraj Tabari (1226-1286) seorang ahli matematika.
Selain itu, ada seorang cendekiawan muslim yang ahli dalam ilmu geografi yang bernama Ibnu Batutah (703-779 H) dan juga pengembara muslim yang telah berkeliling dunia serta pernah singgah sebanyak dua kali di Samudera Pasai (Aceh). Beliau telah menyusun buku yang berjudul Rihlah Ibnu Batutah, berisi tentang perjalanan Ibnu Batutah dalam berkeliling dunia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berpuluh-puluh bahasa dunia.
Perlu pula diketahui bahwa pada awal abad pertengahan ini, telah pula disusun kitab Mausu’at, yaitu buku yang sangat tebal, berisi tentang kumpulan berbagai ilmu pengetahuan, yang pada masa sekarang disebut ensiklopedi. Di antara cendekiawan muslim yang menyusun Mausu’at adalah An-Nuwairy (wafat: 722 H), Ibnu Fadlullah (700-748 H), dan
Jalaluddin As-Suytiti (849-911 H). Setelah kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah dari benua Asia dan Afrika mengalami kemunduran di bidang politik dan ekonomi, akibat dijajah oleh bangsa Eropa, umat Islam tidak mampu lagi untuk menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
D.           HIKMAH SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
  1. Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
  2. Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada
  3. Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
  4. Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
E.           PENGARUH SEJARAH ISLAM ABAD PERTENGAHAN TERHADAP UMAT ISLAM INDONESIA
Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.
  1. Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab. Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
  1. Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
  1. Pengaruh dalam Bidang Politik
Pengaruh inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore
  1. Pengaruh di bidang ekonomi
Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang

BAB III Penutup
          3.1     Kesimpulan
                   *   Kerajaan ottoman didirikan dan diproklamasikan kemerdekaan oleh Utsman I
                   *   Sultan Alaudin dari Dinasti Saljuk meninggal Tahun 1300 M
                   *   Kerajaan Otman mengalami masa kejayaan pada tahun 1520-1566 M
                   *   Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur
                   *   Kerajaan Safawi didirikan Syah Ismail Syafawi Tahun 907 H di Tabriz
          3.2     Saran
                   *   Jangan Lupakan Sejarah Islam Kita
                   *   Mari kita satukan langkah untuk maju kedepan melihat masa depan Islam yang lebih cerah dari sekarang ini
                   *   Pertebal iman dan keyakinan kita terhadap Allah SWT