aksi naruto

WALLHACK

Street Text

Sunday, December 25, 2011

Indonesia pernah dibantu tentara bayaran



JAKARTA: Pemerintah Indonesia tak kunjung membebaskan kapal berbendera Indonesia, MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk.
Padahal penggunaan jasa tentara bayaran yang biasa menyebut diri sebagai private military company (PMC) enggan dilakukan Pemerintah Indonesia.
Penelusuran Bisnis mendapati Pemerintah Indonesia ternyata pernah menggunakan jasa tentara bayaran pada masa pemerintahan Soeharto.
Mengutip Pasific Journalism Review, Indonesia menggunakan jasa mereka dalam operasi pembebasan sandera di Mapenduma, Papua pada 1996.
Saat itu Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah pimpinan Kelly Kwalik menyandera para peneliti dari Inggris, Belanda, Jerman dan Indonesia.
Komandan Jendral Kopassus saat itu, Brigjen Prabowo Subianto turun langsung dalam operasi pembebasan tersebut.
Tiga pemerintahan asing tersebut mengirimkan bantuan lengkap termasuk pengiriman sejumlah perwira untuk misi pembebasan tersebut, namun Inggris yang paling serius.
Inggris melibatkan Atase Pertahanan mereka di Jakarta, Kolonel Ivar Helberg mantan anggota pasukan elit Special Air Service (SAS), tiga anggota Unit Negosiasi Penyaderaan (HNU) dari Kepolisian Inggris serta sejumlah anggota SAS aktif.
Selain itu, Belanda melibatkan sejumlah anggota militer mereka. Selanjutnya, Pemerintah Singapura membantu menyediakan pesawat intai tanpa awak buatan Israel. Selain melibatkan bantuan resmi, Indonesia memanfaatkan jasa organisasi tentara bayaran Executive Outcome asal Afrika Selatan di bawah pimpinan Nick van den Bergh dalam pelatihan dan saran bagi operasi pembebasan yang dilakukan pasukan Kopassus.
Executive Outcome saat itu mendapat kontrak di bawah organisasi tentara bayaran asal Inggris, Sandline International untuk pengamanan tambang Rio Tinto, Papua Nugini yang kontroversial.
Sandline International didirikan oleh Timothy Simon Spicer atau akrab disapa sebagai Tim Spicer yang adalah mantan tentara Inggris. Kiprah Sandline cukup kontroversial hingga kemudian berubah nama menjadi Aegis Defence Services.(Yanto Rachmat)

No comments:

Post a Comment