aksi naruto

WALLHACK

Street Text

Sunday, December 25, 2011

Perang AS tewaskan 225.000 orang dengan biaya US$4 triliun

WASHINGTON: Perang Amerika Serikat yang dilancarkan sejak serangan 11 September 2001 telah menyebabkan 225.000 orang tewas dan menelan biaya hingga sebanyak US$4,4 triliun.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Brown University pekan ini memusatkan perhatian pada perang di Irak, Afghanistan dan operasi antiterorisme di Pakistan dan Yaman, yang dilakukan segera setelah serangan 11 September di AS.
Para penulis itu menyatakan bahwa pemerintah hampir selalu berperang dengan meremehkan kemungkinan lamanya dan besarnya biaya konflik, sementara menaksir terlalu tinggi “tujuan politik yang dapat dicapai dengan menggunakan kekuatan kasar”.
Studi itu mengatakan”perkiraan yang sangat konservatif” mengenai korban adalah sekitar 225.000 orang tewas dan 365.000 luka-luka dalam perang-perang itu sejauh ini”.
Jumlah tentara yang tewas mencapai 31.741 orang, termasuk sekitar 6.000 tentara Amerika, 1.200 tentara sekutu, 9.900 tentara Irak, 8.800 Afghanistan, 3.500 tentara Pakistan dan juga 2.300 kontraktor keamanan swasta AS, katanya.
Korban warga sipil jauh lebih tinggi, dengan sekitar 172.000 orang tewas, termasuk sekitar 125.000 warga Irak, 35.000 warga Pakistan dan 12.000 warga Afghanistan, studi itu memerinci.
Studi itu mengakui bahwa sulit untuk memperkirakan jumlah orang yang tewas, khususnya korban di pihak gerilyawan, dan menyebutkan jumlahnya antara 20.000 dan 51.000 gerilyawan tewas.
Laporan itu mendapati bahwa 168 wartawan dan 266 pekerja kemanusiaan termasuk di antara mereka yang tewas sejak AS melancarkan “perang melawan teror”-nya setelah serangan 11 September.
Perang itu juga telah memicu arus besar-besaran pengungsi dan orang-orang terlantar, dengan lebih dari 7,8 juta orang terlantar, sebagian besar di Irak dan Afghanistan, katanya.
Studi itu memperkirakan biaya finansial perang tu minimal US$3,7 triliun hinggaUS$4,4 trilun yang mencerminkan seperempat dari utang negara itu sekarang ini.
Para peneliti itu tiba pada perkiraan yang jauh lebih besar ketimbang perkiraan sebelumnya oleh Pentagon, karena mereka memasukkan pengeluaran oleh Departemen Keamanan dalam Negeri untuk menghadapi ancaman terorisme, proyeksi pemerintah akan pengeluaran untuk para veteran yang terluka hingga 2051 dan dana terkait perang dari Departemen Luar Negeri dan Badan untuk Pembangunan Internasional AS.
Pemerintah AS sebelumnya menyebutkan biaya untuk perang-perang itu sekitar US$1 triliun.
“Perkiraan kami lebih besar karena kami memasukkan lebih banyak dari pemberian langsung Pantagon untuk perang di Afghanistan dan Irak, dan perang global tethadap teror yang lebih besar,” kata studi itu.
“Perang senantiasa minta biaya lebih dari apa yang Pentagon keluarkan karena lamanya operasi tempur.”

No comments:

Post a Comment